Suatu
ketika aku pernah mengalami sakit perut yang diakibatkan oleh makanan, bahkan tidak
hanya sakit perut yang ku rasakan, tetapi kepala ini rasanya pusing dan mual seperti
mau muntah. Biasanya jika kondisi ini terjadi kemungkinan besar adalah gejala
keracunan makanan. Maka aku coba untuk mengingat-ingat makanan apa yang aku
makan dalam waktu satu jam kebelakang. Dan benar saja, aku baru saja
mengkonsumsi jus kemasan botol yang ternyata sudah expired karena terlalu lama
tersimpan didalam kulkas.
Biasanya kalo di kampungku dulu, pertolongan pertama
untuk gejala ini adalah diberikan minum air kelapa sebanyak banyaknya. Tapi berhubung
saat itu dirumahku tidak ada air kelapa, maka apa boleh buat, ku minum saja airputih sebanyak-banyaknya
dengan harapan yang sama apabila minum air kelapa dalam jumlah yang banyak, maka
akan menimbulkan reaksi muntah sehingga apa yang kita konsumsi sebelumnya akan
dimuntahkan kembali dan keluar pula racun yang ada didalam perut. Dan itulah yang
terjadi hingga hilang rasa mual dan pusing ku. Itulah terapi awal jika kita
keracunan makanan.
Berbeda
lagi jika kita digigit ular, maka untuk mengeluarkan bisa atau racun ular dari
dalam tubuh, biasanya dengan menghisap darah dari bekas luka gigitan ular tersebut,
namun dengan catatan kejadianya belum lama setelah terjadi gigitan atau racun
ular belum menjalar ke bagian aliran darah yang lain.
Bermacam-macam
cara untuk menetralisir dan mengeluarkan racun dari tubuh kita. Racun memiliki
kadar bahayanya tinggi, sedang atau ringan. Tetapi se ringan-ringan nya kadar
racun, tetap saja namanya racun akan merugikan dan berbahaya bagi tubuh kita. Racun
dalam kadar yang ringan, jika di konsumsi terus menerus maka lama-kelamaan akan
besar juga dampaknya bagi tubuh.
Itulah
sebuah ilustrasi, bagaimana dampak racun bagi kita dan usaha yang harus kita
lakukan untuk mengeluarkan nya dari dalam tubuh. Tetapi apakah racun itu hanya
berbentuk benda yang membahayakan kesehatan tubuh saja…? Tentu saja tidak. Ada jenis
racun lain yang tidak kalah bahayanya, yaitu racun mental. Racun jenis ini
sangat berbahaya bahkan lebih berbahaya dari racun tikus, racun serangga atau
racun gigitan Cobra sekalipun. Racun mental
masuk melalui pikiran kita, dan kemampuan kita untuk menolak racun tersebut,
tergantung dari kemampuan kita untuk mengontrol pikiran kita. Racun mental juga
masuk melalui apa yang kita lihat, dan kita dengar. Jika kita melihat tontonan
yang negative, maka pengaruh tontonan itu menjadi racun, dan disitulah racun
itu masuk kedalam diri kita. Jika kita mendengar berita atau gosip yang negative,
maka pengaruh berita atau gossip itu bisa menjadi racun, dan dari situlah pula,
racun akan masuk kedalam diri kita.
Sesuatau
yang negative yang kita lihat dan kita dengar adalah sebagai racun yang tidak
hanya berbahaya bagi kita, tapi juga berbahaya bagi orang disekitar kita. Contoh
sesuatu negative yang sering kita lihat adalah, tontonan televisi yang tidak
mendidik, atau prilaku orang-orang disekitar kita yang menyimpang dari
kewajaran. Sesuatu negative yang sering kita dengar adalah, informasi-informasi
murahan yang belum tentu kebenaranya bahkan bisa juga informasi sesat.
Dampak
dari racun mental tersebut, tentu saja akan mempengaruhi kualitas hidup kita. Prilaku
orang yang terkena racun mental melalui pikiranya, akan berdampak terhadap ketidak
stabilan emosinya, dan biasanya selalu berfikir negatif terhadap orang lain. Sedangkan
prilaku orang yang terkena racun melalui apa yang di lihat dan didengar,
biasanya orang itu mudah dipengaruhi orang lain, mudah menerima informasi tanpa
terlebih dahulu menganalisa informasi tersebut, apakah informasi itu benar atau
tidak. Dan bisa dipastikan jika kondisi tersebut sudah terjadi dalam diri kita,
maka seperti apa jadinya kualitas hidup kita.
Jika
dampak tersebut hanya terjadi pada diri kita, bagaimana jika racun mental yang
sudah menyerang diri kita itu akan berpengaruh terhadap orang-orang disekitar
kita, bisa keluarga, anak, istri, suami orang tua atau rekan-rekan kita. Sebuah
kondisi umum yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai mahluk sosial, maka
melalui sebuah komunikasi itulah racun-racun mental itu akan menular kepada
orang-orang terdekat kita. Misalnya jika kita mendengar dari seseorang atau televisi
tentang sebuah informasi atau gosib yang belum tentu kebenarnya, maka bisa jadi
informasi itu di telan bulat-bulat tanpa melalui proses analisa dan pencarian
kebenaranya. Informasi itu dianggap sebuah kebenaran karena sebuah kemalasan
untuk melakukan analisa. Kemudian informasi itu di ceritakan kembali kepada
orang lain, dan begitu seterusnya. Maka secara tidak langsung kita akan
membagikan racun pemikiran kita kepada orang lain. Contoh lain adalah jika kita
selalu berfikir negative terhadap seseorang, maka ketika orang tersebut berbuat
baikpun, kita tidak akan mengganggapnya baik. Dan ini sebenarnya akan merugikan
diri kita sendiri. Disitulah racun mental bekerja setiap saat, seiring dengan
terus berfikirnya kita, seiring terus
dengan masih berfungsinya pengelihatan dan pendengaran kita.
Jika
racun tubuh ada cara yang tepat untuk penangananya, maka untuk racun mental pun
tentu saja ada penanganya dan cara menyikapinya. Racun mental masuk melalui
pikiran, pengelihatan dan pendengaran kita, maka jagalah ketiga jalur masuk
bagi racun mental tersebut. Untuk menjaga pikiran kita terhadap masuknya racun
mental, maka selalulah berfikir positif terhadap setiap kejadian yang kita
alami, karena secara psikologis ini lebih meringankan beban pikiran kita, daripada
kita harus berfikir negative, kemudian bergaulah dengan orang-orang yang memiliki
konsep berfikir positif.
Konsep berfikir positif biasanya terintegrasi dengan
berbicara positif dan ahirnya berdampak kepada berprilaku positif. Pikiran juga
terintegrasi dengan spiritual. Jika tubuh membutuhkan makanan untuk tumbuh,
maka pikiran dan spiritualitas juga membutuhkanya agar kuat dan kebal dari segala
jenis racun mental. Apa makanan bagi pikiran dan spiritualitas kita, tentu saja
perbanyak kegiatan kerohanian dan ibadah kita, bacalah buku-buku motivasi,
ikuti seminar-seminar tentang kualitas hidup atau motivasi hidup atau
kisah-kisah inspiratif lainya. Dengan melakukan kegiatan tersebut, paling tidak perisai pikiran kita untuk
menangkal racun-racun mental sudah terbentuk, namun perisai tetap harus tersus di
update agar supaya lebih kuat proteksinya.
Sedangkan
untuk mengantisipasi masuknya racun mental melalui jalur pengelihatan dan
pendengaran kita, maka selektifkah dalam melihat tontonan televisi. Tontonlah ketika
televisi menampilkan tontonan yang edukatif dan inspiratif, matikanlah ketika televisi
menampilkan berita-berita gossip atau sinetron murahan yang sama sekali tidak
bermanfaat bagi kita. Dengarlah informasi-informasi yang baik dan sifatnya
konstruktif bagi mental kita. Saringlah dan analisalah setiap ucapan orang yang
mencoba untuk meracuni kita melalui pendengaran. Atau hindarilah orang-orang
yang selalu menebar gosib murahan demi bersihnya diri kita dari racun-racun
mental. Karena apa yang kita terima melalui pikiran, pengelihatan dan
pendengaran kita akan mempengaruhi sikap mental kita dalam kehidupan. Jika kita
selalu menyerap hal-hal yang negative, maka akan nampak pula kenegatifan itu dari
prilaku keseharian kita. Dan itu tak bisa dipungkiri lagi. Jadi jika kita
melihat orang yang berprilaku negative, maka sudah dapat dipastikan makanan apa
yang selama ini masuk dalam pikiran orang tersebut, yaitu sesuatu yang pasti negative.
Maka
tidak ada yang bisa menangkal racun-racun mental tersebut kecuali kita sendiri
dan kemauan kita untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari sisi sosial
dan spiritual. Terimakasih (WD)
No comments:
Post a Comment