Kata
demi kata merupakan ungkapan yang keluar dari mulut yang sebelumnya diproses terlebih
dahulu melalui otak, yang ahirnya memiliki makna yang sesuai dengan apa yang
menjadi kehendak pihak yang berkata. Dalam berkata-kata sesuka hati, memang tak
sesulit dibanding kan jika berkata-kata dalam alur pemikiran yang menghasilkan
tidak saja kata-kata, tetapi lebih kepada bobot makna dari kata-kata tersebut. Untuk
menjadikan kata-kata menjadi bermakna, maka dibutuhkan sebuah proses
pembelajaran dalam kemampuan mengolah kata. Proses pembelajaran ini dapat kita
lalui seiring dengan proses berfikirnya otak dan reflex dari kejadian-kejadian
disekitar kita serta sebuah konsekuensi logis dari tindakan kita.
“Kata-kata”
bisa bermakna dan menjadi apa saja, bahkan kata-kata bisa menjadi sebuah
senjata yang maha dahsyat jika di ungkapan oleh pihak yang berkuasa. Itulah fungsinya
seni mengolah kata. Seorang pembicara publik mampu memikat para audien dengan
hanya berkata-kata. Seorang penulis novel mampu memikat para pembaca melalui
kreasi mengolah kata-kata yang di torehkan dalam tulisan. Dan seorang pakar
hipnotis mampu menghipnotis orang lain hanya menggunakan kata-kata. Bahkan seseorang
mampu membunuh orang lain hanya dengan
kata-kata. Itulah dahsyat nya kata-kata.
Pada
umumnya setiap orang memiliki kemampuan berkata-kata, baik itu aktif ataupun
pasif. Se aktif-aktif nya orang dalam berkata-kata atau berbicara, sebenarnya
hanya menggunakan 7% kemampuanya dalam berkata-kata. Sehingga kemungkinan ekplorasi
kemampuan bertutur-kata itu masih sangat luas. Dari seni mengolah kata-kata,
bisa menghasilkan banyak turunan yang keseluruhanya merupakan maksimalisasi
dari pengolahan kata-kata, bisa merupakan tulisan ataupun lisan, seperti karya
Sastra, dongeng, novel, pidato dan lain-lain. Kesemuanya itu adalah seni
mengolah kata dengan mengkombinasikan berbagai aspek yang menunjang, sehingga
terbentuknya sebuah Maha kata yang bermanfaat dan inspiratif. Kombinasi itu
bisa merupakan kesatuan antara kata-kata dengan imaginasi, pengalaman, pengetahuan, inspirasi
dan spiritualitas.
Kemampuan
dalam mengkombinasikan aspek tersebut menjadikan sebuah “kata demi kata” tidak
hanya sekedar kata, tetapi maha kata yang memiliki nilai dan makna. Dan makna-makna
yang terkandung dalam kata demi kata mengisaratkan bahwa seni mengolah kata
memang berperan sangat besar dalam peradapan. Kata-kata yang telah berkombinasi
dengan berbagai aspek, akan menjadikanya sebuah maestro seni.
Ketika
kemampuan seni mengolah kata dijadikan pegangan dalam keseharian hidup, maka
disitulah letak sebuah kearifan manusia menjadi pertaruhan. Karena kemampuan
mengkombinasikan antara kata dengan berbagai aspek pun bisa menjadi pisau
bermata dua, dan menjadikan manusia akan menjadi bijak atau bahkan brutal. Tergantung
ukuran tingkat pengetahuan manusia dalam melakukan kombinasi. Namun optimisme dalam
sebuah nilai positif merupakan faktor yang
perlu di jadikan patokan, sehingga sebuah konsekuensi kebrutalan dari seni
mengolah kata akan mampu teredam. Trimakasih (WD)
No comments:
Post a Comment