Monday 28 May 2012

Manajemen KATA




Kata demi kata merupakan ungkapan yang keluar dari mulut yang sebelumnya diproses terlebih dahulu melalui otak, yang ahirnya memiliki makna yang sesuai dengan apa yang menjadi kehendak pihak yang berkata. Dalam berkata-kata sesuka hati, memang tak sesulit dibanding kan jika berkata-kata dalam alur pemikiran yang menghasilkan tidak saja kata-kata, tetapi lebih kepada bobot makna dari kata-kata tersebut. Untuk menjadikan kata-kata menjadi bermakna, maka dibutuhkan sebuah proses pembelajaran dalam kemampuan mengolah kata. Proses pembelajaran ini dapat kita lalui seiring dengan proses berfikirnya otak dan reflex dari kejadian-kejadian disekitar kita serta sebuah konsekuensi logis dari tindakan kita.


“Kata-kata” bisa bermakna dan menjadi apa saja, bahkan kata-kata bisa menjadi sebuah senjata yang maha dahsyat jika di ungkapan oleh pihak yang berkuasa. Itulah fungsinya seni mengolah kata. Seorang pembicara publik mampu memikat para audien dengan hanya berkata-kata. Seorang penulis novel mampu memikat para pembaca melalui kreasi mengolah kata-kata yang di torehkan dalam tulisan. Dan seorang pakar hipnotis mampu menghipnotis orang lain hanya menggunakan kata-kata. Bahkan seseorang mampu membunuh orang lain  hanya dengan kata-kata. Itulah dahsyat nya kata-kata.

Pada umumnya setiap orang memiliki kemampuan berkata-kata, baik itu aktif ataupun pasif. Se aktif-aktif nya orang dalam berkata-kata atau berbicara, sebenarnya hanya menggunakan 7% kemampuanya dalam berkata-kata. Sehingga kemungkinan ekplorasi kemampuan bertutur-kata itu masih sangat luas. Dari seni mengolah kata-kata, bisa menghasilkan banyak turunan yang keseluruhanya merupakan maksimalisasi dari pengolahan kata-kata, bisa merupakan tulisan ataupun lisan, seperti karya Sastra, dongeng, novel, pidato dan lain-lain. Kesemuanya itu adalah seni mengolah kata dengan mengkombinasikan berbagai aspek yang menunjang, sehingga terbentuknya sebuah Maha kata yang bermanfaat dan inspiratif. Kombinasi itu bisa merupakan kesatuan antara kata-kata dengan  imaginasi, pengalaman, pengetahuan, inspirasi dan spiritualitas.

Kemampuan dalam mengkombinasikan aspek tersebut menjadikan sebuah “kata demi kata” tidak hanya sekedar kata, tetapi maha kata yang memiliki nilai dan makna. Dan makna-makna yang terkandung dalam kata demi kata mengisaratkan bahwa seni mengolah kata memang berperan sangat besar dalam peradapan. Kata-kata yang telah berkombinasi dengan berbagai aspek, akan menjadikanya sebuah maestro seni.

Ketika kemampuan seni mengolah kata dijadikan pegangan dalam keseharian hidup, maka disitulah letak sebuah kearifan manusia menjadi pertaruhan. Karena kemampuan mengkombinasikan antara kata dengan berbagai aspek pun bisa menjadi pisau bermata dua, dan menjadikan manusia akan menjadi bijak atau bahkan brutal. Tergantung ukuran tingkat pengetahuan manusia dalam melakukan kombinasi. Namun optimisme dalam  sebuah nilai positif merupakan faktor yang perlu di jadikan patokan, sehingga sebuah konsekuensi kebrutalan dari seni mengolah kata akan mampu teredam. Trimakasih (WD)

No comments:

Post a Comment