Thursday 11 August 2011

MAKNA HIDUPMU




Suatu ketika sekitar tahun 2002, seorang sahabat mengajaku untuk ikut sebuah seminar yang di adakan nya. Aku sungguh tidak tahu apa isi seminar yang diadakanya itu. Beberapa kali kutolak untuk alasan yang ku ada-adakan. Karena memang aku merasa kurang tertarik dengan seminar yang diadakan nya. Sekali dua kali selalu kutolak secara halus, sampai suatu ketika karena dia terus dan terus dengan semangatnya menganjurkanku untuk ikut seminar itu, maka ya sudah lah dan kuturuti permintaanya.

Seminar yang memang aku sama sekali tidak tahu isi dan manfaatnya sejak awal, tapi hati kecilku mengatakan apapun seminar itu, pasti ada manfaatnya. Dan ketika aku datang pada seminar yang di adakan selama 3 hari 2 malam itu sungguh membuatku terkesima. Tidak hanya isi dari materi seminar itu tetapi juga kemampuan sahabatku ini dalam menyajikan seminar sebagai pembicara seorang diri selama hampir 30 jam nonstop berbicara dengan stamina yang begitu luar biasa.



Kalo melihat isi seminarnya sebenarnya hanya masalah keseharian, tentang hidup, prilaku, pola pikir dan seputar jati diri manusia sesungguhnya. Tapi karena cara penyampaianya begitu luar biasa, maka sungguh seminar itu menjadi sebuah seminar yang luar biasa. Tak terpikir olehku sebelumnya ada seminar semacam ini dan dibawakan oleh orang semacam ini pula. Antusiasnya dalam membawakan seminar membuatku merasa bahwa orang semacam ini yang perlu di lestarikan di bumi ini. Upaya dan jasa nya kurasa begitu banyak dalam merubah mind set manusia. Meski terkadang bagi orang yang berfikir begitu sempitnya mengganggap seminar semacam ini hanya buang-buang waktu. Tetapi bagi mereka yang ingin menjadi manusia seutuhnya, seminar ini adalah titik balik sebuah kehidupan baru. Bahkan seminar yang memang di rancang hanya boleh di ikuti  sekali seumur hidup ini benar-benar menyadarkan tentang arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Tak ada kata-kata lain selain BRAVO dan THANKS untuk sahabatku ini yang telah menjerumuskan aku kedalam komunitas dimana setiap individu dapat memahami sebuah makna kehidupan dan arti menjadi manusia sesungguhnya.

Untuk menjadi tahu tentang sebuah makna hidup memang butuh proses dan seminar yang pernah ku ikuti itu merupan bagian proses hidupku untuk membuka kesadaranku. Pernah terucap dalam batinku setelah mengikuti seminar itu yaitu " kenapa seminar ini baru ku dapat sekarang, kenapa tidak dari awal-awal umurku ". Itulah sebuah penyesalan yang ahirnya tak pernah kusesali..

Dari sekian banyak pelajaran hidup yang ku dapat dari seminar itu ada yang sebuah bahasa langit yang mudah di pahami siapapun yaitu, " Hidup itu adalah untuk Belajar, Melayani dan Mencintai ( Life is to Learn, Serve and Love)

Kenapa aku menyebut itu bahasa langit...? Karena biasanya begitu banyak kata-kata bijak di dunia ini hanya menjadi slogan dan penghias langit tanpa ada aplikasi yang kongkrit. Begitu indah bahasa itu sehingga jauh mengawang-awang dilangit.

Dan ditulisanku ini ku coba untuk mengelaborasi bahasa langit itu menurut versiku dan mudah-mudahan dari langit bisa turun ke bumi untuk di aplikasikan.

Hidup itu untuk belajar,…. memang....!! Karena Hidup itu sebuah proses, dan pada tahapan proses membutuhkan pembelajaran. Saat kita baru lahir dan menginjak dewasa, begitu banyak proses pembelajaran disana, begitu banyak ilmu yang kita pelajari untuk dapat bertahan hidup di bumi. Bahkan sampai kita bekerja pun itu menjadi sebuah pembelajaran. Terkadang manusia lebih puas menghargai dirinya dengan gaji yang didapat dari kantornya. Hanya segitukah nilai dan harga diri manusia. Padahal jika perinsip itu kita balik menjadi, kemampuan manusia itu tak terhingga selagi manusia itu terus belajar, karena income yang kita dapat itu akan mengejar terus seiring dengan kemajuan dari proses pembelajaran kita. Dengan kata lain jangan kecewa dengan income yang kecil, selagi kita masih terus meningkatkan kemampuan kita dan proses belajar kita diberbagai bidang, maka sudah menjadi hukum alam, income itu dengan sendirinya berbanding lurus dengan kemampuan kita atau income akan otomatis naik jika kemampuan kita juga naik. Jadi jika kondisi finansial kita hanya itu-itu saja bisa jadi memang kemampuan dan skill kita juga hanya itu-itu saja. Dan tak ada jalan lain selain merubah dan meningkatkan kemampuan dan skill jika mau kondisi finansial juga berubah.

Orang yang selalu mau belajar dan maju tidak akan takut menghadapi kerasnya dunia. Kuncinya adalah jangan manja dan harus keras terhadap diri sendiri jika mau hidup dalam dunia yang keras. Jika kita lemah maka dunia ini akan melindas kita. Mentalitas sebagai sang pembelajar akan membuat kita tangguh dalam segala cobaan di dunia.

Yang kedua adalah Hidup itu adalah untuk melayani, betull...!  Dalam sebuah kehidupan sosial, kita tidak hidup sendiri. Banyak komunitas yang bertebaran didunia ini dengan berbagai macam karakter. Dan disitulah peran sebuah kemampuan sosial kita untuk berinteraksi. Manusia itu semua sama derajatnya dimata Tuhan, jadi jangan membeda-bedakan sesuatu yang Tuhan sendiri telah menentukan kesamaanya. 
Bersosialisasi dan saling melayani sesama manusia itu bagian dari tujuan hidup. Melayani keluarga berarti menghargai tiap-tiap individu keluarga dengan iklas. Membantu tetangga pun bisa dikatagorikan melayani. Menjadi pelayan dikantor bukan berarti office boy, tapi bagai mana prilaku kita dapat menghargai tiap-tiap individu di kantor secara iklas, atasan, bawahan, rekan sejawat bahkan pelanggan kita. Rasakanlah sebuah aura dan energi positif yang mengalir dalam diri kita ketika sebuah proses melayani itu menjadi sebuah kebiasaan dalam hidup kita. Sebuah ketenangan jiwa, kearifan dan kebijaksanaan diri pasti bersemi dalam diri kita. Dan memang untuk itulah sejatinya manusia diciptakan sebagai mahluk sosial.

Dan yang ketiga adalah, Hidup itu adalah untuk mencintai. Cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Tuhan itu adalah sebuah anugrah maka berbahagialah bagi kita yang masih memilikinya. Sebab jika cinta dan kasih sayang sudah hilang dalam diri kita maka sengsaralah hidup kita. Cinta dan kasih sayang terhadap sesama manusia adalah yang utama dan selanjutnya adalah cinta dan kasih sayang terhadap mahluk ciptaan Tuhan lainya. Perasaan cinta dan kasih sayang yang tulus sesama manusia dapat meruntuhkan keangkuhan, kesombongan dan prilaku negatif yang dimiliki manusia. Dengan cinta dan kasih sayang, kebaikan dan keindahan sebuah silaturahmi akan terjaga. Dengan cinta dan kasih sayang yang tulus maka tidak ada lagi iri, dengki, dan saling menjatuhkan. Semua menjadi indah meski akan banyak tantangan dalam pengaplikasian nya. Tapi yakinlah bahwa cinta dan kasih sayang itu akan membuat kita mengerti akan arti sebuah kehidupan. Mari kita semikan dan tanamkan dalan jiwa-jiwa pribadi kita makna dari cinta dan kasih sayang yang dapat merubah dunia ini menjadi lebih baik. Sebuah kata sederhana yang mampu merubah dunia menjadi lebih baik itu adalah " I LOVE U".

Tentunya selain cinta dan kasih sayang terhadap sesama, ada yang paling terpenting yaitu Cinta dan kasih sayang kita kepada Tuhan, Dialah yang menciptakan kita, dunia dan seisinya yang penuh dengan keteraturan. Keiklasan akan cinta dan kasih sayang kepada Tuhan kita wujudkan dalam bentuk ibadah dan rasa sukur yang mendalam. Apa yang telah diberikaNya kepada kita, merupakan bentuk cinta dan kasih sayang Tuhan kepada kita. Jadi bagaimana kita membalasnya. Ya....Tuhan tidak membutuhkan balasan apapun atas apa yang telah diberikanya kepada kita...cukup kita sukuri dan dengarkan apa yang sebenarnya Tuhan mau atas hidup kita. Dengan rasa sukur dan terimakasih kita kepada Tuhan, maka yakinlah bahwa nikmat Tuhan itu akan bertambah dan menjadi sebuah keberkahan.

Dari kesatuan kalimat BELAJAR, MELAYANI dan MENCINTAI, dapat disinergikan bahwa, tak ada keraguan dalam hidup ini jika ketiga kalimat itu kita terapkan dalam keseharian hidup. Dari sisi rizki, maka akan mengalirlah rizki seiring dengan proses pembelajaran dan nilai harga seorang individu yang bermartabat. Jadi rizki itu benar-benar mengalir sesuai dengan skill dan kemampuan kita. Dari proses melayani, maka hubungan sosial menjadi lebih baik sehingga perasaan iri, dengki dan sombong akan terhindar dari kita. Dan yang terahir adalah Cinta dan kasih saying, dimana sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan sudah sepantasnya untuk saling berbagi kasih demi sebuah perdamaian dan cinta kepada Tuhan demi sebuah pewujudan rasa sukur atas nikmat yang diberikan

Jadi itulah makna dari bahasa langit yang mudah-mudah bisa turun kebumi menjadi sebuah aplikasi kongkrit bagi tiap-tiap jiwa yang mendambakan sebuah kehidupan yang disana tak ada rasa takut untuk melangkah menjalani hidup yang lebih berkualitas. Hidup adalah untuk belajar, melayani dan mencintai. Dengan prinsip hidup untuk belajar, melayani dan mencintai, maka tak ada sebuah harga yang cocok untuk membayar berapa harga diri kita. Karena hanya kita sendiri yang bisa menentukan seberapa bernilainya diri kita dimata kita, orang lain dan Tuhan. Trimakasih (WD)

No comments:

Post a Comment