Tuesday 9 August 2011

M A T I




Sungguh tak pernah aku bayangkan ketika itu umurku baru sekitar 12 tahun, dan aku tiba-tiba terfikir akan masalah kematian. Yang ada dalam benakku saat itu adalah, jika aku mati apakah aku bisa hidup kembali dan bersekolah seperti biasa, ataukah jika aku mati maka akan ada kehidupanku lagi yang sama seperti semula. Yah..namanya juga pemikiran anak kecil, hanya sesederhana itulah yang kuharapkan saat itu. Begitu ketakutanya aku ketika itu jika meninggalkan dunia yang saat itu begitu menyenangkan buatku. Tapi seiring dengan waktu dan semakin tahu bahwa semua entitas biologi pasti akan mati, maka pemikiran-pemikiran tentang kematian, menjadi tidak sesederhana itu.



Kematian memang menjadi momok yang menakutkan bagi siapapun, apalagi bagi kaum pencinta kenikmatan dunia. Tak bisa dipungkiri, dunia menyediakan apa saja yang indah-indah bagi para penikmatnya. Sedangkan kematian membuat semua keindahan duniawi itu sirna.

Jika melihat dari sudut pandang ilmiah atau ilmu kedokteran, maka kematian merupakan proses ketidak berfungsianya bagian-bagian tubuh manusia dikarenakan kerusakan. Sama halnya dengan kendaraan yang tidak dapat berfungsi dengan baik jika onderdilnya rusak. Jika onderdil kendaraan rusak maka bisa diganti dengan onderdil yang baru, sebenarnya sama halnya dengan tubuh manusia, jika ginjal atau mata tidak berfungsi maka bisa diganti dengan ginjal atau mata melalui transplantasi dengan cara donor. Jadi apapun bagian tubuh manusia, saat ini dengan kecanggihan teknologi bisa di buat dengan bermacam-macam cara seperti pencangkokan atau bahkan cloning. Jadi antara fungsi bagian tubuh manusia itu ada kemiripan dengan fungsi onderdil kendaraan, jika kita melihat dari sudut pandang ilmu kedokteran dan teknologi.

Tetapi jika kita melihat dari sudut pandang religi, maka kematian merupakan kembalinya ruh kepada Penciptanya. Sebuah keyakinan bagi seluruh manusia yang berkeyakinan akan meyakininya.  Tetapi tentu keyakinan ini akan bertentangan dengan keilmuan duniawi terutama kecanggihan teknologi. Makanya cloning itu dinilai tidak layak dilakukan karena bertentangan dengan norma-norma agama. Meskipun secara terselubung cloning itu tetap dilakukan karena merupakan sebuah penemuan mutakhir yang dapat merubah manusia menjadi pemiliki kehidupan abadi didunia.

Memang sepertinya agama dan ilmu teknologi terkadang bertentangan sejak zaman Charles Darwin dengan teori Evolusi nya. Mana yang benar silahkan dengan bijak menyikapinya. Masing-masing memiliki dasar keilmuan.

Jika kematian merupakan hal yang wajib bagi sesuatu yang hidup, berarti seharusnya tidaklah begitu menakutkan bagi sesuatu yang hidup untuk kembali mati, karena memang begitulah agama mengajarkan. Dan bagi ku yang saat itu masih anak-anak dan tidak mengerti tentang konsep kematian secara agama, wajarlah itu menakutkan. Bahkan sekarangpun masih tetap menakutkan bagiku dan pasti juga bagi kebanyakan orang. Tidaklah heran jika ada tiap-tiap insan manusia yang mati, pasti akan nada tangis dan kesedihan. Sebuah kematian dapat juga merupakan proses lingkaran keseimbangan alam agar alam ini tidak penuh sesak oleh manusia. Biarlah teknologi membuat perubahan akan dunia ini, tetapi konsep ketuhanan tetap dalam diri manusia. Sehingga manusia dapat instrospeksi diri dan memahami bahwa segala yang ada itu pasti ada penciptanya dan suatu ketika semua yang diciptakan akan kembali kepada penciptanya yang hakiki.

Biarlah keseimbangan alam dan hukum penciptaan berjalan dengan wajarnya, dan sebagai manusia yang memiliki keyakinan akan Sang Maha Pencipta, tetaplah dengan konsep keyakinanya karena itu akan menentramkan jiwa.
Ketakutan adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi, menandakan bahwa manusia belum siap untuk mengalami kematian dan tidak akan pernah siap sampai kapanpun.

Jika sesuatu yang diyakini akan terjadi dan sesuai dengan keyakinanya,  tetap menjadi sesuatu yang menakutkan ….apakah ini pertanda bahwa keyakinan seseorang itu dipertanyakan.?
Jasad  yang sudah mati, ibarat bangkai mobil yang sudah tidak bermanfaat lagi, hanya untuk dikenang semasa hidupnya. Tetapi jiwa yang pernah ada pada jasad itu tak pernah mati. Dia akan kembali kepada penciptanya dan itulah saat kehidupan dunia baru yang sesungguhnya dimulai menurut ajaran agama.

Dan ada jawaban singkat saat ketakutanku akan kematian waktu itu muncul, dan pernah kutanyakan pada sepupuku yang usianya tidak jauh berbeda denganku “ Nanti kalo kita mati, gmana ya…?”….dengan enteng dia menjawab “ kalo mati ya dikubur”.     Timakasih (WD)

No comments:

Post a Comment