Thursday 4 August 2011

KERTAS DAN HIDUP MANUSIA




Sering kudengar cerita dari rekan, kerabat dan famili, yang kebetulan bergabung dalam sebuah instansi di negri ini yaitu TNI dan Polisi. Mereka sepertinya memiliki bagian cerita dalam sejarah diri hidupnya yang mungkin tidak kumiliki sebagai warga sipil, yaitu keterikatan dinas yang menurutku sungguh luar biasa. Dari mulai mereka masuk untuk menjadi anggota pun banyak sekali pengalaman hidup mereka yang unik, seru, sedih, keras, yg pastinya menjadi bagian dari kisah klasik mereka untuk berkarir dimasa depan. 



Saat awal pendidikan, mereka benar-benar mendapatkan gemblengan luar biasa yang warga sipil tidak mendapatkanya. Setelah berdinas pun, mereka harus tetap mematuhi peraturan sumpah prajurit hingga selesai masa tugas mereka. Tak bisa dipungkiri, bahwa pendidikan dan peraturan yang melekat pada mereka telah membentuk sebuah pribadi yang tahan banting secara fisik dan mental. Dan memang begitulah didikan untuk para prajurit.

Tapi apapun yang terjadi, prajurit juga manusia biasa yang juga memiliki perasaan layaknya manusia sipil. Memiliki keluarga dan memiliki sifat sosial.

Satu hal yang membedakan antara Prajurit dengan warga sipil adalah, bahwa prajurit harus melindungi warga sipil dan prajurit memiliki izin untuk membunuh sesuai dengan prosedur. Jika seorang prajurit membunuh atau menembak seorang mengganggu ketertiban umum dan membahayakan ketertiban umum, maka hal itu bisa dibenarkan menurut hukum. Tapi jika pelakukanya warga sipil, maka tentu saja itu menjadi sesuatu yang tidak dibenarkan dan harus diproses secara hukum.

Apapun yang terjadi, manusia siapapun dia, tetaplah manusia yang memiliki sebuah sejarah masing-masing. Bagaimanapun cerita sejarah seorang manusia, itu akan melekat dan abadi menjadi satu kesatuan kisah hidupnya.

Sebuah teori TABULA RASA, yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan layaknya kertas putih bersih dan kosong. Seiring dengan waktu dan pertumbuhanya, maka kertas itu akan berubah menjadi coretan-coretan kehidupan, warna kehidupan yang mencerminkan kisah seorang manusia dari awal hingga ahir. Baik buruknya coretan dan warna kertas tersebut tergantung dari alam semesta yang mendidiknya. Ketika kertas tersebut menjadi coretan yang kelam dan penuh dengan warna gelap, maka itulah citra diri seseorang yang mau atau tidak mau harus diterimanya.

Teori ini begitu sederhana untuk di cerna bagi tiap-tiap manusia. Tetapi kesadaran untuk memahaminya menjadi tanggungjawab masing-masing pribadi. Ketika sebuah kehidupan seseorang sudah dimunculkan oleh Yang Maha Kuasa, maka ibarat sebuah kertas putih yang siap untuk di hiasi dengan coretan, tulisan dan warna kehidupan. Tentu menjadi hak pribadi manusia untuk mengisinya selain campur tangan alam. Dan alam telah menyediakan sarana bagi kertas itu untuk belajar menulis, menggambar dan mewarnai. Tapi alam tidak mempunyai kemampuan untuk mewajibkan kertas itu harus di gambar seperti apa. Alam hanya merespon terhadap apa yang tertera dikertas tersebut sampai suatu ketika semua kertas tersebut harus hancur ditelan oleh alam.

Seperti halnya kisah semua masing-masing manusia yang dimiliki. Ketika lahir hingga ahirnya mati, begitu banyak perjalanan hidup seiring waktu. Ada kalanya hidup itu kelam dan ada kalanya hidup itu indah. Semua itu bagian dari sebuah cerita masa lalu yang selalu mengikat pribadi manusia. Andai saja memori otak manusia itu di ibaratkan sebuah hard disc yang bisa dibuka di program komputer, maka disitulah kisah manusia bisa terlihat dan dipublikasikan secara umum tanpa ada kebohongan. Dan mata manusia sebagai kamera yang mampu melihat seluruh kisah sejarah tiap-tiap pribadi dapat di tampilkan layaknya sebuah film, maka tak ada yang tertutupi lagi kisah manusia itu.

Sebagai manusia yang tahu betul akan kisah masing-masing diri. Terkadang ada tawa, sedih, tangis dan amarah jika mengingat dan melihat masing-masing kisahnya.  Kisah tersebut seharusnya menjadi cermin bagi kita untuk bersikap kedepan. Apa yang buruk pernah terjadi dimasa lalu untuk tidak terulang. Dan apa yang sudah baik dimasa lalu dijadikan acuan untuk menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Sehingga kisah sebuah kertas putih itu akan menjadi kertas yang berwarna indah, bertuliskan makna yang menjadi contoh bagi kertas-kertas yang lain dan bermanfaat bagi insan manusia lainya serta hidup dalam keabadian manfaat. Terimakasih (WD)    







No comments:

Post a Comment