Friday 15 April 2011

SATU DITAMBAH SATU HANYA TUHANLAH YANG TAHU Bag 2





Dulu pernah aku berfikir, kalo Tuhan sayang terhadap umatnya, mengapa tuhan membiarkan umat manusia kelaparan, miskin dan berbuat jahat. Bukankah Tuhan itu baik dan tidak mengajarkan kejahatan. Dan kenapa pada zaman sekarang ini Tuhan tidak lagi menciptakan mukzizat-mukzizat seperti yang diturunkan pada zaman nabi-nabi terdahulu yang ketika ada musibah, maka dengan doa para nabi, maka mukzizat langsung turun. Dan kejadian itu terjadi pada zaman hampir seluruh para nabi. Pertanyanya , Apakah saat ini Tuhan masih ada…? Ya tentu saja sebagai manusia beriman harus meyakini keberadaaNya kalo tidak mau dianggap ATHEIS. Lalu kemanakah Tuhan saat ini …? …….ya ada…pokoknya ada



Itulah unek-uneku zaman dulu ketika pengetahuan keimanan masih rendah, meskipun sekarang juga masih, tapi paling tidak ada sedikit kemajuan lah.  Apalagi setelah membaca artikel-artikel Stephen Hawking dengan teori fisika yang tidak mengenal Tuhan dan Pada September 2010, The Telegraph melaporkan, "Stephen Hawking telah menyatakan bahwa Tuhan bukan pencipta alam semesta". Hawking menulis dalam bukunya, The Grand Design, bahwa "Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah alasannya mengapa sekarang ada 'sesuatu' dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta.

Aku dapat memahami apa yang menjadi pemikiranya, itu semua semata-mata sebuah ilmu pengetahuan. Dan dia menuhankan ilmu pengetahuan, mungkin dia terlalu pinter untuk sebuah ilmu pengetahuan sehingga semua pemikiranya mengacu kepada pemikiran yang logis dan analitis. Termasuk semua kejadian alam ini di masukan ke wilayah scient dan logis. Hanya dia tidak memasukan teori religius dalam ilmunya. Dan memang tidak bisa kalo teori ketuhanan dibawa ke wilayah  scient. Sungguh sesuatu yang harus dipisahkan.
Saat ini pun aku masih berkiblat dengat teorinya tentang sebuah proses penciptaan alam dan seisinya. Tapi berhubung saya manusia yang beragama, maka ada wilayah yang harus dipisahkan.

Dalam pemikiran Hawking, alam ini terjadi melalui sebuah proses hukum yang bergerak dengan sendirinya dan saling mendukung satu sama lain. Sebagai contoh sederhana adalah proses penciptaan manusia, dimana manusia merupakan elemet dari bersatunya sel telur dan spermatozoa yang disatukan dalah sebuah rahim melalui proses alam yaitu pembuahan, seperti halnya penyerbukan yang terjadi pada putik bunga dan lebah atau proses tumbuhnya tanaman melalui biji yang jatuh ke tanah.
Semuanya adalah proses alamiah. Makanya bagi penganut Atheis Cloning manusia itu sah-sah saja. Cloning itu sendiri adalah proses penciptaan manusia buatan, rahim buatan dan semuanya melui proses alamiah dengan teori keilmuan. Jika kita mengikuti pemikiran Hawking, maka memang itulah yang terjadi di alam ini. Bahkan ada lagi seorang ilmuwan yahudi yang membantah mukzizat nabi Musa mengenai terbelahnya laut merah dalam exodus Musa.
Para ilmuwan tersebut meyakini bahwa keajaiban itu merupakan fenomena alam. Para ilmuwan dari National Centre for Atmosphere Research di Calorado Amerika Serikat, sebagaimana ditulis Daily Mail, Rabu 22 September 2010, menemukan bahwa air laut yang tersibak itu akibat gerakan angin.
Dalam sebuah simulasi komputer yang dilakukan para ahli di Colorado itu diketahui bahwa angin timur yang berhembus dengan sangat kuat selama 12 jam dalam semalam, bisa menyibak air laut, menciptakan sebuah jalan tanah sebagaimana digambarkan dalam kisah 'Eksodus Musa'.

Saat kecepatan angin turun, air akan kembali ke posisi awal, mirip fenomena pasang surut. Dalam jurnal Public Library of Science ONE, para ahli menguraikan bahwa siapapun yang terdampar dalam lumpur itu sesudah angin melemah akan berisiko tenggelam.

Orang-orang selalu terpesona dengan kisah 'Eksodus' Musa dan juga kita sebagai umat yang memaknai itu adalah sebuah bagian dari sejarah dan mukzizat.
 Apa yang ditunjukan dalam penelitian ini adalah bahwa deskripsi membelahnya lautan, memang masuk akal dalam hukum fisika
"Membelahnya laut bisa dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalan aman dengan dinding air di dua sisi, lalu air itu runtuh dan menenggelamkan jalan itu. Simulasi komputer juga menunjukkan tanah kering bisa terlihat di dua lokasi terdekat selama badai angin.
Bahkan temuan ilmuwan tersebut sangat bertentangan dengan penjelasan di kitab Perjanjian Lama.  Dan masih banyal lagi fakta sejarah yang merupakan bagian dari sejarah agama yang mulai di kuak dan di samarkan melalui teori-teori scientist yang lebih logis.

Kalo semua fakta-fakta itu di logis kan dengan teori-teori keilmuan, maka dimanakan peran Tuhan yang sebenarnya.

Tidak bermaksud untuk membantah teori Prof. Hawking dan para ilmuwan yang lain, saya mencoba untuk membuat analisis sendiri sekedar untuk menguatkan iman saya. Bagi saya Tuhan adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta dan manusia, tetapi Tuhan bekerja dengan caranya sendiri. Saya lebih suka menyederhanakan sebuah makna keTuhanan versus Scient dengan sebuah kalimat sederhana yaitu, Tuhan menciptakan Manusia, Alam semesta dan Hukum atau proses.

Kalo saat ini tidak ada mukzizat yang datang setelah nabi terahir meninggal, maka sebenarnya mukzizat itu sendiri adalah sebuah hukum atau proses itu sendiri. Contoh sederhana adalah misalnya kita membabat habis hutan, maka tuhan tidak serta merta marah karena alam rusak, tapi hukum ciptanya dalam bentuk ilmu fisika,  jika alam rusak maka air tidak dapat tersimpan dg baik, hukum yg terjadi adalah banjir. HUKUM inilah yang sebenarnya diciptakan oleh Tuhan.


Filosofi  : Tuhan menciptakan Manusia, Alam dan seisinya dan Tuhan Juga yg menciptakan PROSES..... Maknanya dalam...mudah2an pada mudeng ya...kalo blm mudeng, bisa jadi krn jumlah penulisan hurup yg terbatas

Trimakasih (WD)

No comments:

Post a Comment