Wednesday 15 September 2010

POLITIK dan DAPUR TETAP NGEBUL




Ngapain belajar politik....politik itu jahat, kotor dan menyebalkan...itulah kira-kira jawaban beberapa orang atau mungkin banyak orang yang tidak mau ambil pusing dengan urusan politik. Apakah begitu memang kenyataanya ? seharusnya kita harus memilah-milah politik seperti apa yang dimaksud banyak orang yang tidak suka mengenal ataupun belajar politik tersebut.

Padahal tanpa kita sadari, politik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Selagi kita hidup, maka politik itu penting apalagi kita hidup dalam sebuah masyarakat yang pastinya banyak menggunakan logika pemikiran dan strategi serta sebuah sistem ketatanegaraan yang mengharuskan kita masuk dalam tatanan tersebut. Apapun namanya politik, sudah merupakan bagian dari kehidupan kita. Dalam kehidupan sehari-hari dirumah, di kampus, di kantor dan dimasyarakat, semua orang berpolitik untuk sebuah kelangsungan hidup.


Dalam rumah tangga kita harus berstrategi supaya kehidupan rumah tangga menjadi baik, itulah politik rumah tangga. Dalam kehidupan bermasyarakat, maka bagaimana caranya agar kita dapat menjalin sebuah hubungan dengan masyarakat sekitar agar tercipta lingkungan yang baik, maka di situ ada politik bermasyarakat. Di lingkungan kantor pun kita harus berupaya untuk dapat bekerja dengan lebih baik bahkan mengejar karir, maka dibutuhkan sebuah strategi politik di kantor.

Upaya sebuah strategi dalam hal apapun bisa dikatakan berpolitik jikalau hendak mencari sebuah keabsahan pengakuan. Kalo kita maknai pengertian politik bisa dikatakan, POLITIK adalah sebuah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Kekuasaan disini bisa berarti sebuah target yang akan dicapai. Memang kegiatan politik biasanya digunakan untuk sebuah penyelenggaraan pemerintahan dan negara atau kelembagaan negara dan para pelaku politik disebut politikus. Karena kita hidup dalam tatanan sebuah negara, maka kita pun terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam proses politik. Sebuah contoh sederhana yg bisa saya gambarkan adalah proses PEMILU ( pemilihan umum) baik itu pemilu tingkat kepala negara, memilih ketua senat mahasiswa di kampus, sampai memilih RT sekalipun.

kita sebagai warga negara yang tinggal di negri ini, memiliki hak politik. dan hak itu mau tidak mau akan melekat di dalam diri kita ketika kita masih menjadi warga negara yang sah. Mungkin ada banyak juga masyarakat yang mengalami fobia terhadap politik karena mengganggap politik itu kotor dan jahat. Memang citra politik itu jahat dan kotor benar -benar sudah ditanamkan lebih dari 30 tahun lamanya. Sehingga yang terjadi adalah pembodohan politik masyarakat.       

Sebuah kecerdasan berpolitik diperlukan oleh tiap-tiap warga negara yang memiliki hak suara. Dengan cara mengamati kandidat-kandiat yang akan kita pilih. Jika kita tidak cerdas dalam mengamati dan menganalisa untuk sebuah keputusan hak pilih, maka kita sendiri yang rugi, karena ketidak cerdasan itu tidak hanya berdampak pada nasib kita, tetapi juga nasib banyak orang. Dan sesuatu yang paling parah adalah ketidak cerdasan dalam sebuah analisa bisa membuat kita tertipu dan di bodohi oleh pihak-pihak yang memanfaatkan ketidak cerdasan tersebut.

Pada sebuah komunitas yang tidak mau tahu, apa itu politik, maka mereka merupakan sasaran empuk bagi pelaku politik. Mereka memiliki hak suara dalam pemilu, tapi hanya menggunakanya atau memberikan suaranya kepada pihak-pihak yang memanfaatkanya dikarenakan kebutaan politik atau ketidak perdulian terhadap politik.

Sebuah ilustrasi sederhana ketika saya bertanya kepada banyak orang, mengapa anda memilih calon presiden A, bagi mereka yang awam berpolitik atau tidak faham politik, rata-rata akan menjawah " Ya karena suka aja atau ikut-ikutan aja". Sebuah jawaban yang tidak menggunakan dasar analisa sama sekali dan hanya dikarenakan faktor suka atau tidak suka. Dan jumlah mereka yang seperti ini di negri ini luar biasa banyaknya, sehingga sadar atau tidak mereka hanya menjadi komoditi untuk mendongkrak perolehan suara ketika pemilihan umum dilaksanakan.

Bahkan yang lebih parah lagi, mereka dijadikan komoditi bisnis bagi politisi hitam untuk membeli suaranya. Dengan embel-embel uang atau sembakau, mereka harus memilih seorang kandidat tertentu.  

Banyak juga pendapat yang menyebutkan, masa bodo dengan politik, yang penting dapur tetap ngebul. Fenomena DAPUR TETAP NGEBUL itu luas maknanya jika kita lihat dari sisi POLITIK. ”Sebuah kondisi keuangan”. Sebuah usaha agar dapur tetap ngebul, maka harus mengupayakan sisi financial yang baik. Untuk mendapatkan financial yang baik maka diperlukan smart analisys strategy agar kondisi lingkungan mendukung untuk usaha tersebut.

Lingkungan kantor atau lingkungan usaha serta lingkungan masyarakat akan mendukung jika kondisi negara juga baik. Untuk mendapatkan kondisi negara yang baik maka, dibutuhkan pemimpin yang smart pula yang tidak sekedar familiar atau dana kampanye yang besar atau bahkan pemimpin yang sekedar pandai melakukan politik pencitraan. Kenyataanya Pencitraan tidak berbanding lurus dengan realita.

Jika kita cerdas dalam sebuah andil proses politik, maka hasil sebuah kecerdasan itu adalah pemerintahan yang baik. Dengan pemerintahan yang baik maka dipastikan kemudahan untuk sebuah upaya Dapur yang akan ngebul terus bahkan tidak sekedar ngebul, tetapi hasil dari asap yang ngebul itu akan harum aromanya. Sebuah logika sangat sederhana yang bisa kita pahami dari lingkaran POLITIK dan DAPUR TETAP NGEBUL. Trimakasih  (WD)