Tuesday 3 August 2010

JAMBAN DI RUMAHKU

Tatkala pertama kali aku memutuskan untuk hijrah ke kota besar dengan segala keaneka ragaman budaya dan penduduk yang ”tumplek” menjadi satu, serta kemacetan yang sudah menjadi ” Trade Mark ” dan juga side urban kumuhnya yang justru menjadi salah satu daya tarik pariwisata asing. 
Seharusnya aku mampu untuk beradaptasi dan kupaksa untuk bisa beradaptasi meskipun terkadang ke norakanku sekali-sekali muncul disaat-saat tertentu. Ini terjadi pada saat kebiasaanku di kampung ketika hendak melaksanakan panggilan alam yaitu ” Buang hajat ”. Ketika dikampung sudah umum rasanya jenis closet yang di pasang pada tiap-tiap rumah, yaitu closet jongkok. 
Bahkan di kampung yang lebih ke kampung lagi, masih ada jenis closet yang sangat-sangat tradisional, tanpa pintu dan dinding penghalang sehingga kita bisa dengan leluasa menikmati indahnya alam kampung dan semilir angin kampung sambil buang hajat. Jenis kloset ini serba otomatis, karena  ketika kita membuang hajat tidak perlu lagi di siram karena kotoran kita ini langsung di telan bumi dengan sempurna....meskipun terkadang kewaspadaan perlu di jaga dari keisengan orang yg tidak bisa membedakan apakah ini jenis tontonan wajib...atau jenis tontonan video porno artis yang sedang heboh-hebohnya abad ini. 
Kembali aku tertegun kalo flash back ke masa itu karena kebiasaanku di kampung itulah yang membuatku harus membiasakan diri dengan kondisi closet yang ada di rumahku sekarang, bahkan di area publik seperti hotel,mall dan perkantoran, saat ini lebih banyak ku temui closet dengan posisi duduk bahkan terkadang tidak ada air di ember atau gayung untuk membasuhnya, hanya sekedar tisue yang ada. 
Awal mulanya susah dan risih rasanya bagi diriku untuk membiasakan diri  mengendarai closet duduk jenis itu, rasanya kurang plong...kalo tidak jongkok,... sehingga ke norakanku memaksa aku untuk tetap jongkok di closet duduk itu...”nah ini baru nikmat”.., batinku. Keadaan yang aku alami tersebut rasa-rasanya mirip dengan apa yg terjadi di dunia yg selalu dinamis ini, selalu berubah dan bahkan berlari cepat seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Pemikiran, inovasi serta teknologi berkembang sangat pesat ini,...terkadang ada yang mendobrak sisi kebudayaan dan tradisi, tetapi banyak juga yang berjalan seiringan. Semua terserah kita bagaimana kita menyikapinya. 
Mau ikut atau ketinggalan atau bahkan terlindas. 
Selalu meng-update kemampuan dan database kita, itulah kira-kira jikalau kita tidak mau dianggap norak oleh komunitas yang sudah lebih maju. Sehingga, mungkin nantinya akupun harus kembali membiasakan diri untuk mengendarai jenis closet penemuan terbaru yaitu closet tidur. (WD)

No comments:

Post a Comment