Tuesday 3 August 2010

INGRIS JAWA DAN KUMUR-KUMUR



Memang bahasa inggris itu adalah bahasa internasional, kalo mau berkomunikasi secara internasional, ya belajarlah bahasa inggris, selain bahasa-bahasa internasional yang lain. Tapi ada kalanya setiap warga negara bangga dengan bahasanya masing-masing, atau paling tidak berbahasa inggris dengan logat negara masing-masing. 
Jadi kita bisa membedakan warga negara mana seseorang dari logat bahasanya.
Di negaraku sendiri, kalo mampu berbahasa inggris dengan baik, sepertinya gampang untuk mencari pekerjaan,...yah separah-parahnya jadi guru bahasa inggris.
Seperti hal nya aku waktu itu, dengan kemampuan bahasa inggris jawa dan asal-asalan bin ngawur yang diterima diperusahaan penerbangan asing....wah kayaknya salah pilih karyawan.




Suatu ketika aku dan temanku dikirim oleh perusahaan penerbangan tempatku bekerja untuk melakukan training di kantor pusat. Berhubung perusahaanku adalah penerbangan asing, maka dikirimlah aku dan temanku kenegara asal perusahaan itu. 
Pertama kali yang terlintas di benaku adalah, bahasa apa nanti pengantarnya dalam training tersebut. Masa bodohlah pikirku, Mengingat begitu kacaunya bahasa inggrisku waktu itu.
Saat hendak berangkat, dipesawat aku dan temanku duduk di kelas bisnis, maklumlah karyawan sendiri, jadi bebas memilih kursi. Dan cuma kamilah yang duduk di kelas bisnis dan dibagian kursi paling depan pula yang dekat dengan ruang kokpit.

Tak terpikir olehku sebelumnya, ternyata pilot dan copilotnya adalah 2 orang bule yang terkenal kalo ngomong seperti orang kumur-kumur. Dan biasanya mereka sering keluar masuk kokpit hanya untuk sekedar menyapa dan ngobrol dengan sesama karyawan, tak terkecuali denganku dan temanku.

Menyadari hal ini aku dan temanku segera mengambil sikap, dari pada nanti diajak ngobrol tapi malah ga jelas obrolanya, maka aku dan temanku berpura-pura serius sekali ngobrol berdua dengan bahasa dan obrolan yang ga jelas pula, yang penting kelihatan seperti obrolan serius dan penting, hanya untuk sebuah harapan, pilot itu tidak mendekat ke arah kami.
Dan benar saja,... beberapa kali pilot itu keluar masuk kokpit dan menoleh ke arah kami dengan harapan, kami menyapanya dan mengajaknya ngobrol.
Tapi begitu melihat kami sedang sibuk ngobrol, yang dia sendiri juga tidak tahu apa isi obrolanya, maka diurungkan niatnya untuk mendekat ke arah kami. Dan strategi itu kami lakukan hanya di saat pilot itu keluar dari kokpit saja sampai ahirnya pesawat landing.

Mungkin ini adalah dampak sebuah ketakutan akan kemampuan sebuah bahasa asing yang umum terjadi. Ketika interview kerja dengan bahasa asingpun jika kita tidak menguasai dengan baik maka kegrogian dan kepanikan pasti akan muncul. Tapi ada hal yang membuatku terkesan, suatu ketika aku dengan keterpaksaanku harus berkomunikasi dengan orang asing dan kukatakan ” maaf sebelumnya, bahasa inggris saya kurang bagus”. Tapi diluar dugaanku dia malah menjawab ” Bahasa inggris anda bagus, justru saya mohon maaf, saya tidak bisa berbahasa Indonesia”.  (WD) 

No comments:

Post a Comment