Wednesday 4 August 2010

AKU INI ANAK GAUL LOH...!!!!!

Diantara silsilah keluarga besarku di kampung, mungkin keluargaku lah yang tinggal di daerah dekat pasar dan agak sedikit lebih moderen dibandingkan dengan keluarga besarku yang lain.
Sehingga akupun mau tak mau terbiasa dengan lingkungan yang agak sedikit moderen. Kemoderenan gaya dan style ku ini sontak membuat orang tuaku terkadang geram tatkala membandingkan perbedaan kebiasaan dengan sepupu-sepupuku yang tinggal lebih kekampung, dimana kebiasaan sepupu-sepupuku itu lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja di sawah atau mencari rumput untuk makanan ternak.
Tapi begitulah, lingkunganku memang membentukku untuk sedikit bergaya, meskipun gaya moderen ala anak kampung. Pernah suatu ketika kutindik kupingku sebelah kiri sebagai simbol anak metal, kuwarnai rambutku dengan pewarna pirang, atau nongkrong di pasar laksana preman pasar, bahkan tawuranpun pernah ku lakukan meski aku hanya sebagai tim penggembira yang hanya ikutan lari kesana-kemari.
Keinginan untuk menjadi anak gaul ini ternyata membutuhkan modal, yah paling tidak untuk membeli rokok ketengan saat ada pertunjukan layar tancap atau membeli sarana penunjang ke gaul an.


Dalam kondisi yang masih berstatus pelajar,...begitu minim kondisi neraca keuanganku waktu itu .....karena begitu minimnya, mungkin dan rasa-rasanya aku tak akan perduli dengan wacana Redenominasi yang di hembuskan oleh Gubernur BI saat ini.
Kondisi itu membuatku harus memutar otak demi sebuah aktualisasi gaya anak gaul.
Sering kutangkap dan ku jual ayam yang kebetulan sedang tertidur pulas di belakang rumahku dan tak perduli milik siapa ayam-ayam itu.
Ya.. hitung-hitung ayam itu harus membayar sewa tempat tidur karena tidur di rumahku, beitulah kira-kira Afirmasiku untuk sebuah pembenaran demi menghindari kesalahan.
Kemurkaan orang tuaku pun terkadang timbul karena melihat tingkah lakuku yang menurut mereka aneh dan kebablasan. Sehingga beberapa trik jitu dipersiapkan untuk merubah prilaku ku.
Beberapa ekor kambing pernah dibelikan untukku agar aku sering dirumah dan rajin merawatnya. Waduhhh...anak gaul kok disuruh ngerawat  kambing.............
.....spontan saja setan dan malaikat yang berada di pundak kanan dan kiriku berseteru hebat.
 Awalnya memang malaikat yang menang...karenanya begitu rajin ku mencari pakan ternak kambing.
Tapi lama-lama, bisikan  ”ANAK GAUL KOK NGURUS KAMBING” itu begitu dahsyatnya di telingaku....bahkan pernah saat ku bersepeda dengan sekarung pakan ternak kambing diboncengan belakang sepeda, aku berpapasan dengan serombongan cewek-cewek temen sekolahku.......waahhh bahaya ini kalo mereka tahu reputasiku sebagai anak gaul tapi kok ngurusin kambing...bisa mati pasaran pula.
Lama-lama kurus juga lah kambingku karena kemenangan bisikan setan di pundak kiriku.
Tak patah arang, orang tuaku dengan trik-triknya, terus mencoba supaya aku benar-benar kembali kejalan yang lurus dan agak menanjak.

Tapi begitulah, terkadang trik orang tua bisa saja tak sejalan dengan produk masa kini yang lebih moderen.
Apa-apa yang diterapkan orang tua zaman dulu, belum tentu bisa diterapkan pada generasi zaman sekarang. Banyak pemberontakan anak terjadi tatkala kediktaktoran orang tua mengekang bahkan mendoktrik anak-anaknya dengan keras kebiasaan-kebiasaan mereka jaman dulu. Orang tua wajib mendidik anak dengan benar, tapi anak juga punya fitrahnya sendiri sebagai seseorang yang sama-sama di ciptakan Tuhan.
So.... apa jadinya jika anak-anaku nanti yang tinggal di kota besar dan ku belikan kambing sebagai upaya untuk mendidiknya.....bisa-bisa kambingku malah di jadikan kambing guling bersama teman-temanya. (WD)
       

No comments:

Post a Comment