Thursday 15 December 2011

UCAPAN




Jika ada pepatah yang mengatakan “Lidahmu lebih tajam dari pedang” atau “ Mulutmu adalah Harimaumu”. Itu semua adalah ungkapan yang menitik beratkan pada apa yang di katakan atau keluar dari mulut kita. Berucap itu mudah, semudah membalik telapak tangan, sehingga terkadang kita lupa atau kurang berdaya untuk mengatur dan mengontrol ucapan yang keluar dari mulut kita. Padahal ucapan itu adalah mencerminkan kepribadian kita.

Sesorang bisa dikatakan bijak  jika apa yang keluar dari mulutnya sesuai dengan apa yang dilakukanya, se iya sekata , ucapan dan perbuatan. Memang tidak mudah untuk kearah sana, namun bukanlah sesuatu yang mustahil, paling tidak mendekat kearah sana. 



Ibarat sebuah perusahaan, maka ucapan itu adalah publik relatiaon atau marketing dari perusahaan itu, jadi jika buruk Publik Relationya atau Marketing nya, maka bisa dipastikan itu adalah mencerminkan perusahaanya. Dan jika seseorang itu buruk dalam berucap maka bisa dipastikan kualitas orang tersebut.

Kita sering mendengar atau melihat seorang Publik Speaker dengan hebat dia mampu untuk ber orasi dan mengatur sedemikian rupa ucapanya sehingga diapun dianggap seorang yang bagus dalam berucap, namun bagus dalam berucap dan menyusun kata-kata saja tidak lah cukup jika tidak di imbangi dengan kualitas apa yang di ucapkanya. Oleh sebab itu tak sedikit seseorang yang pandai berbicara namun kosong maknanya.
Ucapan seseorang  itu mencerminkan karakter sesorang yang sedang berucap. Kualitas seseorang dapat dinilai dari apa yang keluar dari mulutnya, apakah dia seorang yang pandai, lucu, pendiam, temperamental, sombong, angkuh, dan lain-lain, Semua dapat diketahui dari ucapanya. Kualitas intelektual seseorang pun dapat diketahui dari ucapanya. Intinya segala hal tentang prilaku seseorang dapat terbaca saat seseorang tersebut berbicara atau berucap. Bahkan karakter seorang pembohong pun akan nampak saat dia berucap.

Ucapan seseorang itu ibarat sebuah film yang nampak melalui layar proyektor, film itu adalah cerminan ucapan kita dan proyektor serta isi CD film nya itu adalah cerminan diri kita. Jadi film itulah yang menjadi mediator ke publik agar isi dari proyektor itu dikenal publik. Dari situlah kita dapat mengetahui apa makna yang tersimpan dalam CD film tersebut.
Ucapan ibarat pedang, dapat melukai siapa saja, bahkan diri kita sendiri. Ada kalanya ucapan itu dapat menyakitkan hati seseorang yang mendengarnya. Sengaja atau tidak, ucapan seseorang yang di keluarkan bisa berdampak terhadap ketersinggungan seseorang, sakit hati atau bisa juga menimbulkan rasa dendam dan berdampak kepada perselisihan bahkan peperangan. Namun ucapan juga bisa menjadi angin sejuk yang mengayomi dan memberikan ketenangan bagi para pendengarnya. Dua buah karakter yang bertolak belakang itu adalah dampak dari ucapan  dan tergantung bagi manusia untuk memilih sesuai dengan karakternya untuk merucap.

Seorang yang gemar memprovokasi untuk berbuat jahat berawal dari sebuah karakter jahat dan di realisasikan melalui ucapan-ucapan yang jahat sehingga hasil dari karakter tersebut adalah sebuah perbuatan jahat dan dampaknya juga jahat. Adakalanya sebuah informasi yang kita terima dari manapun asalnya, dapat mempengaruhi seseorang, jika kita secara menggebu-gebu dan yakin menginformasikan nya kembali ke orang lain. Misalnya ketika kita sedang membesuk seorang teman yang sedang sakit jantung, lalu kita bercerita kepadanya bahwa penyakit jantung itu penyakit yang berbahaya dan banyak kejadian orang yang mati mendadak karena penyakit jantung, maka apa akibatnya, bisa dipastikan, si sakit akan benar-benar meninggal dengan tiba-tiba karena mendengar ucapan kita. mungkin maksud kita hanya sekedar berbagi informasi dengan si sakit, tapi itulah dahsatnya dampak dari ucapan yang kurang terkontrol.

Contoh lain adalah seberapa sering kita memposting status di Facebook atau Twitter atau jejaring sosial yang lain.  Apa yang kita update terkadang mencerminkan apa yang sedang kita lakukan, apa yang sedang kita rasakan atau apa yang ada dalam benak kita. Dan begitu mudahnya seseorang mengontrol prilaku dan karakter kita dari hanya melihat status di jejaring sosial tersebut.  Dan tanpa sadar kita memposting sesuatu yang menjadi curahan hati kita untuk diketahui orang banyak yang seharusnya menjadi area pribadi kita. Bahkan postingan umpatan, sumpah serapah, dan makian sering kita lihat di jejaring sosial tersebut.  Dari postingan-postingan tersebut, begitu mudahnya karakter seseorang dapat terbaca. Maka cerdaslah dalam memanfaatkan situs jejaring sosial tersebut, karena media itu juga bisa membunuh karakter kita.
Ucapan yang bermanfaat tidak saja ucapan yang baik, tapi juga ucapan yang penuh dengan makna kebaikan, maksudnya adalah ucapan tidak hanya kata-kata yang tersusun rapi dan terstuktur dengan baik, namun harus mengandung makna yang membuat si pendengar merasa nyaman dan konstruktif.

 Untuk dapat bersosialisa dengan baik, maka kitapun membutuhkan ucapan-ucapan yang baik dan dapat diterima oleh siapa saja. Untuk dapat menyadari apakah ucapan-ucapan kita itu dapat diterima dengan baik oleh para pendengarnya, maka upayakan untuk berempati terhadap orang lain dan upayakan agar ucapan yang kita keluarkan itu juga dapat diterima oleh diri kita dan orang lain. Secara sederhanyanya, jika kita tahu rasanya dipukul itu sakit, maka janganlah memukul orang lain. Jika kita tahu ucapan kita bakal menyakiti orang lain maka janganlah diucapkan. Jika kita tahu ucapan kita bakal berdampak negative terhadap orang lain, maka jangan lah di berucap.

Prilaku dan kemahiran kita dalam berucap, merupakan gambaran seberapa sering kita mendengar,  membaca dan mengalami. Mendengar dari ucapan orang lain dan membaca dari berbagai literature serta mengalami dalam keseharianya. Orang yang jarang mendengar dan membaca serta mengalami, sudah dipastikan akan mengalami kesulitan dalam mengatur pola ucapan dan kualitas ucapan karena kurangnya referensi untuk dijadikan bahan pembicaraan. Kalopun dia mampu berucap, pasti hanya hal-hal remeh temeh dan obrolan ringan. Jika seseorang mampu dengan baik berucap dan ucapanya penuh dengan makna dan bobot, sudah dipastikan dia selalu belajar dari orang-orang yang memang memiliki kapasitas yang baik dalam berucap atau mencari berbagai refrensi sebagai updating informasi.
Ucapan sangat dipengaruhi dari apa yang kita baca, apa yang kita pelajari dan dengan siapa kita bergaul. Jika kita sering bergaul dengan tim gosib ria, maka sudah dipastikan ucapan kita tidak jauh-jauh dari gosip. Jika kita sering bergaul dengan politisi, maka pasti ucapan kita akan berbau-bau politik. Jika kita sering membaca buku-buku novel percintaan, maka prilaku dan ucapan kita akan tidak akan jauh-jauh dari kisah cinta.

Namun apapun yang kita pelajari, baca dan alami, semua tergantung dari kekuatan dan kearifan mental serta pikiran kita dalam mengontrol itu semua. Kita yang punya kendali atas diri kita dan bukan bacaan dan  pergaulan atau bahkan orang lain. Karena pergaulan, bacaan dan orang lain hanyalah referensi bagi diri kita untuk melakukan tindakan dan ucapan yang merupakan hasil dari kajian pikiran dan mental kita. Terimakasih (WD)  

No comments:

Post a Comment