Tuesday 24 May 2011

KEARIFAN SUDUT PANDANG




Ketika melihat sepasang pria dan wanita masuk kehotel dan check ini. Apa yang ada dalam pikiran anda…?  Ketika melihat pejabat negara itu membeli mobil mewah. Apa yang ada dalam benak anda…?  Ketika melihat orang di promosikan naik jabatan, padahal menurut anda kualitasnya biasa-biasa saja. Apa yang terbersit di benak anda..?

Jawaban anda dari pertanyaan diatas merupakan gambaran pola pikir dan sudut pandang anda.



Terkadang tanpa di sadari, banyak pola pikir salah yang selama ini terjadi dalam pengambilan keputusan, kesimpulan dan sudut pandang karena kurangnya informasi dan keterbatasan pengetahuan atau bahkan pola pikir yang emosianal. Semua itu merupakan kinerja otak yang harus kita kendalikan semua. Jika salah dalam mengontrol pikiran kita, maka bisa jadi anda telah dikendalikan oleh pikiran bawah sadar anda sendiri yang selama ini mungkin menyimpan informasi yang salah atau tidak sepenuhnya benar.

Jadi jawaban yang keluar serta merta dari mulut anda ketika anda melihat sesuatu atau memutuskan untuk menjawab sebuah permasalahan, adalah tergantung dari informasi apa yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar anda. Jika pertanyaanya 1+1 maka anda pasti akan menjawab 2, karena jawaban itu telah terprogram dan tersimpan dalam pikiran bawah sadar anda jika ada pertanyaan 1+1. Dan itu contoh sederhanya untuk pertanyaan yang sifatnya exacta. Bagaimana dengan pertanyaan yang sifatnya diskriptif dan kasus.

Semua informasi yang masuk dan anda dapatkan melalui indra pendengaran, penciuman, perasa dan pengelihatan akan tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Informasi itu bisa berupa berita ataupun pengalaman pribadi. Jika anda tanpa sadar menerima informasi yang salah dalam menganalisa sebuah permasalahan, maka informasi itu tersimpan dalam pikiran bawah sadar anda dan akan muncul pada saat anda dihadapkan pada permasalahan atau pertanyaan yang sejenis. Maka perlunya selalu meng up date data base kita yang berada dalam pikiran bawah sadar.

Informasi dalam yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita juga berasal dari pengalaman kongrit kita dalam beraktifitas keseharian dan pastinya masing-masing orang akan mendapatkanya dengan kondisi yang berbeda-beda. Contohnya, orang yang biasa ke toko buku untuk membeli buku. Pasti dalam pikiran bawah sadarnya sudah terprogram secara dominan, jika orang pergi ke toko buku, maka yang terbersit dalam pikiranya adalah “wah orang ini pasti kutu buku dan membeli buku” . Padahal sebenarnya masih banyak alternative kesimpulan yang bisa diambil, mungkin saja dia mau mencopet para pengunjung toko buku itu atau hanya sekedar melihat-lihat cewek-cewek cantik atau cowok-cowok ganteng yang sedang berbelanja.

Kejadian yang sama juga pernah terjadi pada diriku ketika pada suatu makan siang aku keluar kantor. Berhubung rambutku ini sudah agak ada yang berwarna lain dari warna aslinya alias beruban, maka kuputuskan untuk mengecat rambutku dan sekalian Creambath. Begitu aku balik lagi kekantor, pandangan orang kantorpun langsung aneh terhadapku begitu melihat rambutku begitu klimis, basah dan rapi. “ Habis mandi wajib dimana…?”…” Habis check in di hotel mana…? …”habis jalan ama cewek mana..?...Dan berbagai pertanyaan sindiran yang lucu menurutku. Apa yang mereka anggapkan dalam pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya merupakan jawaban yang tersimpan selama ini dalam pikiran bawah sadar mereka yang mungkin mereka dapatkan dari pengalaman pribadi sendiri atau sekedar informasi yang tidak akurat tetapi tetap disimpan dalam pikiran bawah sadar mereka. Atau bahkan karena asimetris informasi atau ketidak tahuan informasi bahwa seorang pria itu tidak salah jika mengecat rambut atau creambath di salon, bahkan mungkin juga ketidak tahuan kebiasaan yang dilakukan meteroseksual.

Sebuah pernyataan dan kesimpulan yang salah bisa berakibat pada terbacanya pikiran dan tingkat intelektualitas seseorang oleh orang lain.  “ Oh Cuma sebatas itu intelektualitas dan pengetahuanya “ begitulah kira-kira persepsi dari orang. Tak beda dengan bagaimana kita melakukan koreksi dan kontrol terhadap pikiran kita. Jika kita tidak melakukan kontrol terhadap pikiran kita sendiri, maka yang terjadi pikiran bawah sadar kita yang liar akan mengontrol diri kita sendiri dan berakibat pada kesimpulan dan pernyataan yang liar pula.

Sekarang apa yang ada dalam benak anda jika mendengar kata “ GUDANG GARAM”. Saya yakin 90 % orang yang mendengar dan membaca artikel ini akan terbersit “ Gudang Garam” adalah sebuah merek rokok. Apa yang salah…? Tak ada yang salah karena pikiran kita telah di jejali dengan informasi iklan rokok. Jika kita berpikiran lebih luas maka kata “Gudang Garam” lebih tepat jika diartikan sebuah gudang tempat penyimpanan garam. Itu ilustrasi sederhana yang mungkin tidak berdampak serius. Tapi jika informasi dan kesimpulan itu untuk tujuan serius dan penting maka dampaknya sungguh sangat luar biasa jika kita secara sempit melihat permasalahan hanya dari sudut pandang yang sempit pula.

Jadi bagaimana merubah pola pikir dan sudut pandang menjadi sebuah kearifan sudut pandang…?
Saringlah setiap informasi yang masuk kedalam pikiran kita dan cernalah dengan cerdas agar informasi itu tersimpan dalam pikiran bawah sadar menjadi informasi yang cerdas pula. Sehingga saat informasi itu dibutuhkan, akan didapatkan hasil yang cerdas pula.
Sebuah sudut pandang yang sempit akan berdampak pada minimnya hasil dan kreatifitas yang sempit dan minim pula.
Bukalah wawasan seluas-luasnya dan selalu meng up date informasi dan menyimpan informasi tersebut kedalam pikiran bawah sadar setelah melalui proses logika dan analisa yang cerdas.

Maka kembali ke 3 pertanyaan diawal.

Jika informasi yang kita dapat berdasarkan pengalaman pribadi atau sekedar asimetris informasi bahwa,  Ketika melihat sepasang pria dan wanita masuk kehotel dan check ini , bisa jadi kesimpulan yang diambil adalah sepasang pria dan wanita itu akan berbuat mesum dan lain-lain, padahal bisa saja kita mengasumsikan bahwa sepasang pria dan wanita itu adalah suami istri yang sah atau sepasang kakak beradik atau tak usah berasumsi macam-macam alias “sa bodo teing” itu lebih baik dari pada berasumsi yang macam-macam malah mengotori pikiran kita.
Begitu juga dengan pertanyaan kedua dan ketiga, ambilah dari sudut pandang yang positif karena itu akan berdampak positif pula pada pikiran kita. Dan jika kita selalu berasumsi negative terhadapa sikap dan prilaku orang, justru akan membuat energy pikiran kita terkuras, bahkan itulah kenapa ahirnya ada timbut sebuah FITNAH.

Seseorang dalam sebuah pengambilan keputusan dan pernyataan akan mudah sekali terbaca dari apa yang keluar dari mulutnya, karena apa yang keluar dari mulutnya itu merupakan proyeksi dari apa yang ada dalam pikiran bawah sadarnya atau otaknya yang berisi semua informasi yang didapat dari semua literature, pengalaman, pengelihatan pendengaran, dan indra perasa. Trimakasih (WD)   



No comments:

Post a Comment